Belakangan ini, aplikasi bernama World App telah menjadi viral di media sosial Indonesia karena menawarkan imbalan uang tunai yang cukup menggiurkan kepada masyarakat yang bersedia melakukan pemindaian retina mata.
Fenomena ini
telah menarik perhatian publik secara luas, dengan banyak orang
berbondong-bondong mendatangi pusat pemindaian demi mendapatkan imbalan yang
berkisar antara Rp200.000 hingga Rp800.000.
Meskipun
tawaran tersebut tampak menarik, terdapat sejumlah kekhawatiran serius terkait
keamanan data biometrik dan potensi penyalahgunaan informasi pribadi yang
sensitif.
Beberapa
negara bahkan telah memblokir layanan ini karena masalah privasi, sementara di
Indonesia aplikasi ini terus berkembang pesat tanpa banyak informasi dari
pemerintah mengenai risiko yang mungkin timbul.
Apa Itu World App dan Worldcoin?
World App
merupakan bagian dari proyek yang lebih besar bernama Worldcoin, sebuah
inisiatif berbasis teknologi identitas digital dan kripto yang bertujuan untuk
mengembangkan sistem verifikasi manusia global.
Aplikasi ini
berfungsi sebagai pintu masuk awal yang sangat penting untuk mengakses layanan
Worldcoin dan memperoleh World ID, yang merupakan identitas digital utama bagi
penggunanya.
World ID
sendiri diklaim berfungsi layaknya paspor digital global atau dompet identitas
yang memberikan akses ke berbagai layanan di era internet generasi baru.
Konsep dasar
dari Worldcoin adalah menciptakan sistem yang dapat memverifikasi bahwa
pengguna adalah manusia nyata dan bukan bot atau program komputer, yang
dilakukan melalui pemindaian retina mata.
Proyek ini
telah menarik perhatian global, tidak hanya karena inovasinya dalam bidang
identitas digital, tetapi juga karena strategi pemasarannya yang memberikan
imbalan finansial langsung kepada pengguna yang bersedia mendaftar dan memindai
retina matanya.
Di Indonesia
sendiri, menurut informasi dari situs resmi worldcoin.org per 3 Mei 2025,
terdapat 29 titik lokasi resmi pemindaian retina yang tersebar di berbagai
wilayah.
Mekanisme Kerja World App
Proses
pendaftaran di World App melibatkan beberapa tahapan yang harus dilalui
pengguna. Pertama, pengguna perlu mengunduh dan mendaftarkan diri di aplikasi
tersebut. Kemudian, mereka diharuskan datang ke titik pemindaian resmi yang
telah disediakan oleh Worldcoin.
Di lokasi
pemindaian, pengguna akan melakukan pemindaian retina mata menggunakan alat
khusus bernama Orb. Proses pemindaian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa
pengguna adalah manusia nyata dan bukan bot.
Setelah proses
pemindaian selesai, pengguna diminta menunggu selama 1x24 jam sebelum imbalan
dalam bentuk aset digital ditransfer ke rekening pribadi mereka.
Berdasarkan
laporan dari para pengguna yang telah mencoba layanan ini, imbalan yang
diterima cukup bervariasi, mulai dari Rp200.000 hingga Rp800.000, tergantung
pada proses dan lokasi pendaftaran.
Hal inilah
yang menjadi daya tarik utama dan membuat banyak warga Indonesia
berbondong-bondong mendatangi lokasi pemindaian. setiap hari dipadati oleh
berbagai kalangan masyarakat mulai dari remaja hingga lansia.
Tujuan Pemindaian Retina Mata
Pengembangan Sistem Identitas Digital Global
Pemindaian
retina mata yang dilakukan oleh World App memiliki tujuan utama untuk
mengembangkan sistem identitas digital global yang dapat digunakan di berbagai
platform digital.
Dalam era
digital yang semakin kompleks, kebutuhan akan sistem verifikasi identitas yang
aman dan terpercaya menjadi semakin penting, terutama untuk membedakan antara
manusia asli dan program komputer otomatis.
Melalui
pemindaian retina mata, Worldcoin berupaya menciptakan World ID yang berfungsi
sebagai identitas digital terpercaya, yang diklaim dapat memberikan akses ke
berbagai layanan di era internet generasi baru.
Sistem ini
dapat menjadi solusi untuk masalah verifikasi identitas di berbagai platform
digital, seperti media sosial, layanan keuangan, atau aplikasi yang memerlukan
verifikasi bahwa penggunanya adalah manusia nyata.
Verifikasi Kemanusiaan dan Pencegahan Bot
Aspek penting
lainnya dari pemindaian retina mata adalah untuk membuktikan bahwa pengguna
adalah manusia nyata dan bukan bot. Dalam lanskap digital saat ini, bot atau
program otomatis sering disalahgunakan untuk berbagai tujuan yang merugikan,
seperti penyebaran informasi palsu, peretasan, atau penipuan online.
Dengan
menggunakan data biometrik seperti pola retina mata yang unik untuk setiap
individu, Worldcoin berupaya menciptakan sistem verifikasi yang lebih andal
dibandingkan dengan metode tradisional seperti CAPTCHA atau verifikasi dua
faktor.
Sistem ini
diharapkan dapat meningkatkan keamanan digital secara keseluruhan dan membantu
melindungi pengguna dari berbagai bentuk penyalahgunaan online.
Manfaat Potensial dari World App
Imbalan Finansial Langsung
Manfaat paling
jelas dan langsung yang ditawarkan oleh World App adalah imbalan finansial yang
diberikan kepada pengguna yang bersedia mendaftar dan melakukan pemindaian
retina mata.
Dengan imbalan
yang berkisar antara Rp200.000 hingga Rp800.000, tidak mengherankan jika banyak
masyarakat Indonesia, terutama di masa-masa ekonomi yang menantang, tertarik
untuk berpartisipasi.
Bagi sebagian
orang, terutama mereka yang berasal dari kelompok ekonomi menengah ke bawah,
jumlah tersebut cukup signifikan dan dapat membantu memenuhi kebutuhan
sehari-hari.
Partisipasi dalam Ekosistem Digital Masa Depan
Selain imbalan
finansial langsung, partisipasi dalam proyek Worldcoin juga berpotensi
memberikan manfaat jangka panjang bagi pengguna dalam bentuk akses ke ekosistem
digital masa depan. Dengan memiliki World ID, pengguna dapat memperoleh akses
ke berbagai layanan digital yang mungkin dikembangkan oleh Worldcoin atau
mitranya di masa depan.
World ID yang
diklaim berfungsi sebagai "paspor digital global" atau "dompet
identitas" dapat menjadi kunci untuk mengakses layanan digital yang lebih
aman, efisien, dan personal.
Dalam konteks
perkembangan Web 3.0 dan ekonomi digital yang semakin terintegrasi, kepemilikan
identitas digital yang terverifikasi dapat menjadi aset yang berharga bagi
individu.
Risiko dan Kekhawatiran
Keamanan Data Biometrik
Meskipun
menawarkan berbagai manfaat potensial, World App juga menimbulkan sejumlah
kekhawatiran serius, terutama terkait keamanan data biometrik. Data retina mata
termasuk dalam kategori data biometrik yang sangat sensitif karena bersifat
permanen dan unik untuk setiap individu.
Berbeda dengan
password atau informasi pribadi lainnya yang dapat diubah jika terjadi
kebocoran data, data biometrik seperti pola retina mata tidak dapat diganti.
Kekhawatiran
ini semakin diperparah dengan minimnya informasi yang tersedia bagi masyarakat
mengenai bagaimana data biometrik mereka akan disimpan, digunakan, dan dilindungi
oleh Worldcoin.
Potensi Penyalahgunaan Data
Selain masalah
keamanan, terdapat pula kekhawatiran mengenai potensi penyalahgunaan data
biometrik yang dikumpulkan oleh Worldcoin.
Data biometrik
dapat digunakan untuk berbagai tujuan yang mungkin tidak disetujui oleh
pengguna, seperti pelacakan individu, profiling, atau bahkan digunakan dalam
sistem pengawasan massal.
Kekhawatiran
ini tidak tanpa dasar, mengingat beberapa negara telah mengambil langkah tegas
dengan memblokir layanan World App karena masalah privasi.
Sementara itu,
di Indonesia, aplikasi ini justru tumbuh pesat tanpa banyak pengawasan atau
regulasi yang jelas.
Apa yang Harus Diwaspadai
Memahami Nilai Data Biometrik
Sebelum
memutuskan untuk mendaftar dan melakukan pemindaian retina mata, sangat penting
bagi masyarakat untuk memahami nilai jangka panjang dari data biometrik mereka.
Data retina mata adalah aset pribadi yang sangat berharga dan permanen yang
tidak dapat diubah atau diganti jika terjadi penyalahgunaan.
Meskipun
imbalan antara Rp200.000 hingga Rp800.000 mungkin tampak menarik dalam jangka
pendek, masyarakat perlu mempertimbangkan apakah nilai tersebut sebanding
dengan potensi risiko jangka panjang yang mungkin timbul dari berbagi data
biometrik mereka dengan pihak ketiga yang mungkin tidak memiliki regulasi yang
memadai di Indonesia.
Memperhatikan Kebijakan Privasi dan Keamanan Data
Bagi mereka
yang tetap tertarik untuk menggunakan World App, sangat penting untuk membaca
dan memahami secara seksama kebijakan privasi dan keamanan data dari aplikasi
tersebut. Beberapa pertanyaan kritis yang perlu dijawab meliputi:
- Bagaimana data retina mata akan disimpan dan dilindungi?
- Siapa saja yang memiliki akses ke data tersebut?
- Apakah data akan dibagikan dengan pihak ketiga, dan jika ya, untuk tujuan apa?
- Berapa lama data akan disimpan?
- Apakah pengguna memiliki hak untuk meminta penghapusan data mereka di kemudian hari?
Tanpa jawaban
yang jelas dan memuaskan untuk pertanyaan-pertanyaan tersebut, masyarakat
sebaiknya berhati-hati dan mempertimbangkan kembali keputusan mereka untuk berbagi
data biometrik yang sensitif.
Mengevaluasi Legitimasi dan Kredibilitas Perusahaan
Aspek penting
lainnya yang perlu diperhatikan adalah legitimasi dan kredibilitas perusahaan
di balik World App. Masyarakat perlu mencari informasi mengenai latar belakang
perusahaan, reputasinya di negara lain, serta bagaimana perusahaan tersebut
telah menangani data pengguna di masa lalu.
Fakta bahwa
beberapa negara telah memblokir layanan World App karena masalah privasi
seharusnya menjadi sinyal peringatan yang perlu dipertimbangkan secara serius.
Sebelum
memberikan data biometrik yang sensitif, masyarakat sebaiknya memastikan bahwa
perusahaan tersebut memiliki rekam jejak yang baik dalam menangani dan
melindungi data pengguna.