Cerita Jalan-jalan ke Pantjoran Chinatown PIK

Pantjoran Chinatown PIK


Setiap kawasan di Indonesia, bahkan dunia, pasti memiliki sebuah daerah yang biasa disebut dengan Chinatown atau Pecinan. Di Jakarta sendiri setidaknya ada empat kawasan Pecinan, yakni Old Shanghai di Cakung, Pecenongan di Gambir, Petak Sembilan di Glodok, dan Pantjoran di Pantai Indah Kapuk (PIK).


Kali ini saya akan berbagi cerita jalan-jalan ke kawasan Pantjoran Chinatown PIK.

Lokasi

Lokasinya berada di sebuah pulau reklamasi yang bernama Golf Island. Ya, meski berada di sebuah pulau, untuk menuju ke sana kamu tidak perlu naik perahu. Bisa naik TransJakarta 1A rute Balaikota – PIK. Lebih baik naik dari halte Monas agar lebih mudah. Nanti turun di halte Food Street.

Dari halte Food Street harus berjalan kaki sedikit lagi menyeberangi bundaran Pantjoran, walaupun bis TransJakarta-nya sendiri sebenarnya melewati pintu masuk Pantjoran Chinatown PIK. Cuma karena tidak ada haltenya, jadinya harus turun di Food Street.

halte TransJakarta Foodstreet

Suasana

Dari pintu masuknya saja suasana Chinatown-nya sudah terasa sekali. Ada gapura berwarna merah dengan arsitektur Tionghoa dengan aksara Mandarin di atasnya.

Begitu masuk, kamu akan melihat deretan restoran dan kedai yang menjual makanan dan minuman. Tata letak tokonya, dekorasinya, aksesorisnya, berada di sana rasanya seperti sedang berada di sebuah set film kungfu jadul. Pokoknya buat Tiktoker dan Instagrammer sudah pasti bisa mengenyangkan “kelaparan” mereka akan foto-foto cantik.

Kuliner

Tidak seperti kawasan Glodok yang terkenal dengan toko elektroniknya, Chinatown yang ini hanya jual makanan dan minuman saja ya.

Karena namanya saja Chinatown, sudah pasti kuliner yang disajikan mayoritas adalah kuliner Tionghoa. Tapi walaupun begitu masih ada kok kuliner Indonesia yang disajikan di sana seperti sate padang dan rujak medan.

Saya sendiri sempat mencoba nasi lemak di Ponggol Nasi Lemak Indonesia
 yang rasanya lumayan, tak jauh beda dengan yang saya coba di Singapura dan Malaysia. Walaupun harganya harga restoran, bukan harga street food seperti di Malaysia.

Bagaimana dengan urusan halal dan non-halalnya? Untungnya, para penjual di sana memberi petunjuk atau penanda halal tidaknya sajian mereka. Tapi kalau di etalasenya atau spanduknya sudah jelas tertulis “babi panggang”, ya nggak perlu petunjuk lagi dong.

nasi lemak

Ada pagoda dekat pantai

Berjalan kaki ke arah barat, kamu akan menemukan lagi deretan restoran. Area Pantjoran Chinatown PIK baru berakhir begitu kamu menemukan sebuah pagoda dengan patung Dewi Kuan Im di depannya. Pagoda ini tidak bisa dimasuki ya.

Setelah pagoda, di seberang jalan kamu sudah masuk ke kawasan Pantai Maju atau dikenal juga sebagai San Antonio PIK. Kembali, di kawasan ini juga ada banyak restoran dan kafe dengan pemandangan yang menghadap ke perairan.

Jika malas jalan kaki buat menyusuri pinggiran pantai, kamu bisa menyewa kendaraan berupa sepeda listrik. Kok bisa pakai sepeda listrik, kan pantai? Pinggiran pantai sini bukan berupa pasir, tapi sudah dibeton.

Kalau kamu mencari pantai berpasir di PIK, harus jalan lagi sekitar 4 km karena letaknya ada di PIK 2 dengan menyeberangi Pulau Ebony jika dari Pantjoran Chinatown.

Penginapan

Karena di sini adalah kawasan perumahan elite, maka kamu tidak akan menemukan homestay atau hotel murah. Kebanyakan di sini adalah hotel berbintang seperti Mercure Jakarta Pantai Indah Kapuk dan Swissotel Jakarta PIK Avenue yang tarifnya di atas Rp1 juta per malam.

Letak hotelnya pun bukan berada di pulaunya melainkan di kawasan sekitar PIK Avenue yakni kawasan sebelum melintasi jembatan menuju Pulau Golf.

Bagaimana, berminat merasakan suasana seperti di Tiongkok sana lengkap dengan sajian kulinernya?

Lebih baru Lebih lama