Sudah ya Jogetnya, Sudah ya Rusuhnya! Rakyat Mau Makan!

Sudah ya Jogetnya, Sudah ya Rusuhnya! Rakyat Mau Makan!

Cukup….cukup!! Hanya itulah yang bisa kami teriakkan melihat situasi dan kondisi Indonesia beberapa hari ini. Kami, rakyat biasa cuma ingin kerja dengan tenang, pulang dengan selamat, dan bisa memberi nafkah ke keluarga.

 

Bapak dan Ibu Dewan yang Terhormat,

 

Saya cuma mau bilang, sudah ya joget-jogetnya, sudah ya pamer tunjangannya. Panggung politik itu memang seru, gemerlap, dan kadang penuh drama. Tapi di luar sana, panggung kehidupan kami itu lebih nyata. Di panggung kami, tiap hari ada lakon tentang bagaimana caranya besok bisa makan, bagaimana bisa dapat pekerjaan, atau bagaimana anak-anak bisa sekolah tanpa harus utang sana-sini.

 

Pekerjaan anggota DPR memang berat. Banyak persoalan bangsa yang harus diurus. Belum lagi urusan legislasi yang ribetnya minta ampun. Begitu banyak janji kampanye yang menunggu untuk direalisasikan. Begitu banyak aspirasi rakyat yang harus didengar.

 

Tapi kenapa sih harus joget di ruang sidang? Padahal di luar sana, banyak tempat yang jauh lebih cocok. Joget di ruang sidang itu seperti joget di tengah-tengah upacara bendera, atau joget di pemakaman. Konteksnya salah total.

 

Penting untuk membedakan antara ruang pribadi dan ruang publik. Kalian dipilih oleh rakyat dan digaji dengan uang rakyat. Setiap gerak-gerik kalian itu disorot. Di ruang pribadi, mau joget sampai salto-salto juga enggak ada yang peduli. Tapi ruang sidang, itu ruang publik. Itu tempat di mana nasib bangsa ini dibahas. Di situ harusnya ada diskusi dan keputusan-keputusan penting yang diambil. Bukan jadi panggung buat joget-joget.

 

Jadi sudahlah, Bapak dan Ibu anggota DPR yang terhormat. Berhentilah berjoget di ruang sidang. Biar yang joget mereka yang di TikTok aja. Mereka sudah jagonya. Mereka cakep-cakep, muda, dan seksi, tidak seperti kalian yang sudah tua. Tiktoker pantas dapat view dan likes. Sementara kalian, fokus saja dengan tugas utama. Urus negara, bikin kebijakan yang pro rakyat, dan buktikan kalau kalian memang layak jadi wakil kami. Kami butuh bukti nyata, bukan tarian. Itu saja.

 

Buat Pendemo yang Bikin Rusuh

 

Buat kalian yang kemarin murni ikutan demo, saya ingin menyampaikan terima kasih dan salut dengan semangatnya dalam menyuarakan pendapat. Tapi buat pendemo yang sengaja bikin rusuh dan merusak fasilitas umum, tolong diingat! Fasilitas itu dibangun dari uang pajak kami. Uang yang tiap bulan kami sisihkan dari penghasilan yang tidak seberapa.

 

Kami sudah capek. Capek lihat jalanan yang berantakan, halte hangus, dan aktivitas mencari nafkah kami jadi terganggu. Kalian pikir itu keren? Tidak. Itu menyedihkan. Kami cuma mau cari makan.

 

Apalagi jika ada harta benda milik masyarakat yang hancur karena kena imbas kerusuhan. Padahal mereka bukan bukan politikus, bukan anggota dewan, apalagi perusuh. Mereka cuma rakyat kecil yang harus berjuang buat menghidupi keluarganya. Hidup mereka tidak seindah selebgram di media sosial. Di sini, di dunia nyata, tiap hari adalah perjuangan. Tidak ada waktu buat main-main, tidak ada waktu buat joget-joget, apalagi bikin rusuh.

 

Stop Bikin Ribut

 

Sudah ya. Sudahi semua drama ini. Kami tidak butuh politikus yang pintar joget, kami butuh wakil yang mau bekerja. Kami tidak butuh pendemo yang bikin rusuh, kami butuh pendemo yang murni menyuarakan suara rakyat tanpa menciptakan kerusakan.

 

Sudah saatnya kita semua berhenti sejenak, melihat ke sekeliling. Lihatlah ke bawah, ke mereka yang tidak punya apa-apa, yang hidupnya cuma buat cari makan. Mungkin mereka bisa jadi inspirasi. Mereka tidak punya waktu buat joget-joget, tidak punya waktu buat bikin rusuh, karena mereka tahu besok pagi mereka harus kembali berjuang.

 

Jadi buat Bapak dan Ibu Dewan, tolonglah. Kerjakan tugas kalian dengan hati. Dan buat kalian, para perusuh, berhentilah. Kasihan rakyat yang benar-benar cuma mau cari makan. Masa depan bangsa ini ada di tangan kalian, bukan di balik barikade atau di balik panggung.

Lebih baru Lebih lama