Perusahaan teknologi dan media sosial memiliki kemampuan untuk mengumpulkan dan menganalisis data pengguna dengan cara yang canggih. Munculnya iklan yang sesuai dengan minat atau percakapan kita sering menimbulkan pertanyaan tentang sejauh mana perangkat digital memantau aktivitas kita.
Berikut
analisis mendalam tentang bagaimana aktivitas kita dibaca dan digunakan untuk
penargetan iklan dan personalisasi konten.
Pelacakan Melalui Aktivitas Pencarian di Browser
Pelacakan
melalui browser merupakan metode paling umum dan terbukti yang digunakan oleh
perusahaan teknologi untuk mengumpulkan data pengguna.
Metode ini
menggunakan beberapa teknik canggih yang saling melengkapi untuk membuat profil
digital yang komprehensif tentang setiap pengguna.
Penggunaan Cookie dan Riwayat Pencarian
Ketika kita
melakukan pencarian di Google atau mengunjungi situs web, data tersebut
disimpan dalam bentuk cookie di browser. Cookie adalah file teks kecil yang
melacak informasi yang telah kita cari. Algoritma khusus kemudian melihat
kunjungan situs web dan pencarian kita dari waktu ke waktu untuk memprediksi
preferensi dan menampilkan iklan yang mungkin menarik bagi kita.
Misalnya, jika
kita mencari liburan ke Bali, kita mungkin mulai melihat lebih banyak iklan
dari penerbangan dan hotel.
Pelacakan Saat Login ke Akun Google
Google secara
khusus menyimpan setiap pencarian yang pernah kita lakukan saat login ke akun
Gmail atau layanan Google lainnya. Data ini disimpan di akun kita dan dapat
diakses melalui bagian "My Activity".
Selain riwayat
pencarian, Google juga menyimpan informasi tentang setiap area yang pernah kita
cari di Google Maps dan data tentang setiap aplikasi yang kita akses pada
perangkat Android.
Browser Fingerprinting
Teknik canggih
lainnya adalah "browser fingerprinting," yang berkembang karena
kebutuhan untuk menggantikan cookie pihak ketiga.
Ketika kita
menjelajahi internet, perangkat kita (laptop, smartphone) membagikan informasi
spesifik dengan browser, seperti sistem operasi, ukuran layar, dan alamat IP,
agar situs web dapat ditampilkan dengan benar.
Pemilik situs
dapat mengumpulkan informasi tentang konfigurasi perangkat keras dan perangkat
lunak untuk menciptakan "sidik jari" browser yang unik.
Faktor-faktor
seperti ukuran layar, font yang diinstal pada komputer, pilihan browser web,
konfigurasi dan ekstensi browser, dan perilaku pengguna dapat dikombinasikan
untuk membuat ID unik yang dimanfaatkan untuk penargetan iklan, personalisasi
pemasaran, pencegahan penipuan, dan keamanan siber.
Pelacakan Melalui Rekaman Percakapan Smartphone
Banyak
pengguna internet merasa heran ketika melihat iklan tentang produk yang baru
saja mereka bicarakan dalam percakapan, bahkan tanpa mencarinya secara online.
Ini
menimbulkan pertanyaan apakah smartphone benar-benar mendengarkan percakapan
kita.
Teknologi "Active Listening"
Menurut
laporan terbaru, sebuah perusahaan pemasaran telah mengonfirmasi bahwa
smartphone tidak hanya melacak aktivitas online pengguna, tetapi juga
mendengarkan apa yang dikatakan secara langsung oleh penggunanya ketika berada di
dekat ponsel.
Cox Media
Group (CMG), pemain besar dalam industri media, telah mengembangkan teknologi
yang dapat mendengarkan dan menganalisis percakapan ambient melalui mikrofon di
smartphone, smart TV, dan perangkat lainnya.
Teknologi yang
disebut "Active Listening," menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk
mengumpulkan data real-time tentang apa yang mungkin dipertimbangkan pengguna
untuk dibeli.
Dengan
menganalisis percakapan, perangkat lunak dapat mengidentifikasi calon pelanggan
potensial dan menayangkan iklan yang sesuai dengan niat yang diucapkan.
Bagaimana Cara Kerjanya
Teknologi
"active listening" bekerja dengan menggabungkan data suara yang
direkam dari percakapan sehari-hari dengan data perilaku yang dikumpulkan dari
aktivitas online pengguna. Kombinasi ini memungkinkan pengiklan untuk
menargetkan konsumen dengan lebih tepat dari sebelumnya.
Misalnya, jika
kita membicarakan pembelian laptop baru dengan teman, percakapan ini dapat
diintersepsi oleh teknologi active listening, yang kemudian memicu iklan
terkait di perangkat kita.
Masalah Persetujuan Pengguna
Salah satu
aspek yang paling mengkhawatirkan dari praktik ini adalah betapa mudahnya
pengguna mungkin tanpa sadar menyetujui untuk dipantau.
CMG mengklaim
pengguna sudah menyetujui active listening setiap kali mereka mengunduh
aplikasi baru atau memperbarui aplikasi yang sudah ada. Detail-detail kecil
dalam perjanjian penggunaan, yang jarang dibaca secara mendetail oleh pengguna,
sering berisi klausul yang memungkinkan praktik invasif seperti itu.
Kemungkinan Pelacakan Melalui Pikiran
Pertanyaan
tentang apakah teknologi saat ini dapat membaca pikiran kita, ketika kita belum
pernah mencari di Google atau membicarakan sesuatu adalah topik yang menarik
dan perlu ditelaah secara kritis.
Prediksi Berdasarkan Pola Perilaku
Meskipun tidak
ada bukti ilmiah bahwa teknologi saat ini dapat membaca pikiran secara harfiah,
algoritma pembelajaran mesin yang canggih dapat memprediksi minat dan kebutuhan
kita berdasarkan pola perilaku online sebelumnya. Ini dapat menciptakan ilusi
bahwa perangkat "tahu" apa yang kita pikirkan.
Misalnya, jika
kita memiliki riwayat pencarian tentang hobi tertentu, lokasi geografis, atau
demografi yang mirip dengan pengguna lain yang tertarik pada produk tertentu,
algoritma mungkin menampilkan iklan produk tersebut kepada kita meskipun kita
belum pernah mencarinya secara eksplisit.
Keterhubungan Data Dari Berbagai Sumber
Perusahaan
pemasaran seperti CMG mengklaim dapat menangkap dan menganalisis data perilaku
dan suara dari lebih dari 470 sumber. Ini memungkinkan pengiklan mendapatkan insight
yang lebih dalam tentang niat dan perilaku konsumen, melampaui metode pelacakan
online tradisional.
Kombinasi dari
berbagai sumber data ini termasuk riwayat pencarian, interaksi di media sosial,
lokasi fisik, pembelian, dan potensial rekaman percakapan, dapat menghasilkan
prediksi yang sangat akurat tentang apa yang mungkin kita pikirkan atau
inginkan, bahkan sebelum kita mengekspresikannya secara eksplisit melalui
pencarian atau percakapan.
Cara Melindungi Privasi Digital
Menghadapi
realitas pelacakan digital yang ekstensif, ada beberapa langkah yang dapat kita
ambil untuk melindungi privasi kita.
Kontrol Pengaturan Privasi
Google
menyediakan opsi untuk menghapus sebagian atau semua data yang telah
dikumpulkan, dan juga memiliki fitur untuk menghapus data secara otomatis
setelah periode waktu tertentu (seperti apa pun yang lebih lama dari tiga
bulan). Pengguna juga dapat mematikan penyimpanan sepenuhnya.
Menonaktifkan Cookie dan Menggunakan Incognito
Browser seperti
Chrome, Firefox, dan Safari, memiliki pengaturan penjelajahan privat, juga
dikenal sebagai incognito. Menggunakan fitur ini berarti browser akan
mengabaikan cookie, termasuk cookie pelacakan iklan dan tidak akan merekam
riwayat kita.
Menggunakan Plugin
Kita dapat
menggunakan plugin browser untuk membatasi pelacakan data. Misalnya, Mozilla
meluncurkan plugin Facebook Container, yang membantu mengontrol seberapa banyak
data yang dapat diakses oleh perusahaan media sosial.
Membatasi Penggunaan Fitur "Login dengan Facebook atau Google"
Menghindari
penggunaan fitur "login dengan Facebook atau Google" pada situs web
yang kita kunjungi dapat membantu membatasi pelacakan silang antar platform.
Kesimpulan
Teknologi
pelacakan digital telah berkembang pesat, memungkinkan perusahaan teknologi dan
media sosial untuk mengumpulkan data pengguna melalui berbagai metode canggih.
Hal ini menunjukkan pentingnya kesadaran digital dan langkah-langkah proaktif untuk melindungi privasi kita di era digital yang semakin terhubung.