Pentingnya Membedakan Su'udzon dan Kewaspadaan

 

Suudzon

Suudzon adalah sikap yang menganggap buruk niat atau perbuatan orang lain tanpa bukti yang jelas. Misalnya, kita melihat seseorang yang sedang berbicara dengan pacar kita, lalu kita langsung curiga bahwa dia sedang mencoba merebut pacar kita. Padahal, bisa jadi dia hanya teman lama atau saudara yang kebetulan bertemu.

 

Suudzon bisa menimbulkan banyak masalah, seperti pertengkaran, kecemburuan, permusuhan, dan fitnah. Suudzon juga bisa merusak hubungan kita dengan orang lain, baik itu keluarga, teman, maupun pasangan. Suudzon juga bertentangan dengan ajaran agama, yang mengajarkan kita untuk selalu berbaik sangka dan menjauhi prasangka buruk.

 

Namun, apakah itu berarti kita harus selalu berbaik sangka kepada semua orang? Menurutku, tidak juga. Kita juga perlu memiliki kewaspadaan dan kehati-hatian dalam berinteraksi dengan orang lain. Tidak semua orang memiliki niat baik dan jujur. Ada juga orang yang berpura-pura baik, tapi sebenarnya ingin menipu atau menyakiti kita.

 

Cara membedakan antara suudzon dan kewaspadaan?

 

  • Apakah kita memiliki bukti atau fakta yang mendukung prasangka kita? Jika ya, maka itu bukan suudzon, tapi kewaspadaan. Jika tidak, maka itu suudzon yang harus dihindari.
  • Apakah prasangka kita bersifat umum atau spesifik? Jika umum, misalnya kita menganggap semua orang tidak bisa dipercaya atau semua orang ingin mengeksploitasi kita, maka itu suudzon yang tidak sehat. Jika spesifik, misalnya kita curiga terhadap seseorang karena ada hal-hal aneh atau mencurigakan yang dia lakukan, maka itu kewaspadaan yang wajar.
  • Apakah prasangka kita bersifat sementara atau permanen? Jika sementara, misalnya kita hanya curiga karena ada sesuatu yang tidak biasa atau tidak sesuai dengan harapan kita, maka itu kewaspadaan yang bisa diubah jika ternyata salah. Jika permanen, misalnya kita sudah membenci atau mencela seseorang tanpa mau mendengar penjelasannya atau memberinya kesempatan untuk membuktikan diri, maka itu suudzon yang merugikan.

 

Dari ketiga hal di atas, kita bisa melihat bahwa suudzon dan kewaspadaan itu berbeda. Suudzon adalah sikap negatif yang tidak didasarkan pada bukti atau fakta, melainkan hanya pada perasaan atau asumsi. Suudzon juga bersifat umum dan permanen, sehingga sulit untuk diubah atau dikoreksi. Suudzon bisa merusak hubungan kita dengan orang lain dan membuat kita hidup dalam ketakutan dan kebencian.

 

Sedangkan kewaspadaan adalah sikap positif yang didasarkan pada bukti atau fakta, atau setidaknya ada indikasi yang kuat. Kewaspadaan juga bersifat spesifik dan sementara, sehingga bisa diubah atau dikoreksi jika ternyata salah. Kewaspadaan bisa melindungi diri kita dari bahaya dan kerugian yang mungkin ditimbulkan oleh orang-orang jahat.

 

Jadi, kesimpulannya adalah: suatu saat, yang namanya suudzon atau berprasangka buruk itu perlu karena itu merupakan bagian dari kewaspadaan. Tapi, kita harus bisa membedakan antara suudzon dan kewaspadaan dengan cara-cara yang sudah aku jelaskan tadi. Kita juga harus selalu berusaha untuk berbaik sangka kepada orang lain, kecuali jika ada bukti yang kuat yang menunjukkan sebaliknya. 

Lebih baru Lebih lama